Sumpah Serapah
Sumpah Serapah
Kepada ombak yang mengguyur tepian pantai
Deburanmu yang memecah kesunyian
Tentangmu dan semua candamu yang menghibur membuatku merasa melebur
Pun pada pasir yang tersisir
Tentang senyummu yang membuat darah berdesir
Kupandang langit mulai kelam, seperti ada tumpukan awan.
Namun kulihat sang awan hanya mencibir.
Mencemooh dengan warnanya yang hitam
Menertawakan rinduku yang bergelambir
dan semua harap yang seakan tanpa hasil
Warna langit gambarkan kesuraman.
Tak ada bias mentari menantang garang
Sedang langit biru hanya impianku. Aku hanya tersenyum kecut
Melihat mukaku yang sudah kusut
Terhempas harapan yang menua keriput
Diam -diam aku menggerutu
Diam-diam angin ikut mencela rasa.
Tentang rasa yang kusimpan sia-sia,begitu lama.
Tentang waktu yang terbuang percuma, menunggu yang takkan mungkin ada.
Selama ini aku dalam fatamorgana
Bahagia ditengah kepalsuan yang ada
Dan tentang berbagai hal yang kulakukan tuk dia, kukutuk kau dengan rasa, benci yang tak sudah..
ujung waktu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Rindu, cinta, marah dan kecewa tergambar erat pada puisi bunda. Puisi syarat akan makna dan pengertian. Semoga sukses selalu. Salam literasi.
Kangen bunda Rita. Trimakasih Apreasinya bunda. Insya Allah barakallah. Semoga bunda selalu dalam rahmat-NYA. Aamiin.